Sunday, December 13, 2009

TEH POCI


Teh Poci dengan gula batu, kayu manis dan jeruk nipis menjadikan minuman ini favorit sebagai teman ngobrol. Saya mensketnya di sebuah warung di area parker Cilandak Mall Jakarta Selatan. Di warung ini tersedia aneka menu masakan tradisional Jawa seperti Gudeg, pecel, soto ayam, es campur, es dawet, wedhang sereh dll disamping gorengan seperti mendoan, bakwan jagung dan tahu isi. Pengunjung dapat menikmati menu sambil mendengarkan klenengan. Bila beruntung, pada sore atau malam harinya kita bisa menemukan pemain sitter keliling paruh baya dengan aneka langgam yang dia mainkan atau request lagu.
Pada kesempatan mendatang saya akan memajang profil seorang seorang pengamen siter keliling yang pernah saya skets pada halaman blog ini. Tunggu saja ya… salam.

WARUNG PENJUAL ES KELAPA MUDA



Sebuah warung penjual es kelapa muda yang terletak di Jalan Duren III Jakarta Selatan ini menjual satu buah kelapa muda dengan harga Rp. 8.000,00. Satu buah kelapa bila dituang airnya akan menjadi dua gelas besar. Di daerah ini cukup banyak warung yang menjual dagangan sejenis dengan beberapa makanan kecil sebagai camilannya.

PASAR MAYESTIK

Pasar ini masuk wilayah Jakarta Selatan, merupakan pasar tradisional yang cukup penting bagi masyarakat sekitarnya. Bangunan dua lantai ini rencanamya akan dibongkar dan untuk sementara waktu pedagangnya akan dipindahkan ke tempat yang telah disediakan. Saya tidak tahu pasti, apakah pembangunan ini nantinya akan tetap berpihak kepada pedagang kecil atau malah menyuburkan iklim kapitalis yang memang kian tumbuh subur di negara ini?
Saya mensketsa saat sore hari saat cuaca mendung. Beruntung ketika skets saya hapir selesai hujan pun turun dengan derasnya dan menjebak saya di teras depan sebuah toko tekstil tempat saya berteduh selama satu jam lebih.



 

PENYEMBELIHAN HEWAN QURBAN

Pada tgl 27 November 2009 lalu seluruh umat Muslim di dunia merayakan Hari Raya Idul Adha. Di Indonesia hari itu juga dikenal sebagai Lebaran Haji karena pada saat itulah umat muslim menunaikan rukun Islam yang ke lima; menunaikan ibadah haji di tanah suci Mekkah bagi mereka yang mampu. Pada momen ini juga ditandai dengan penyembelihan hewan qurban berupa seekor kambing, domba, sapi ataupun kerbau dimana dagingnya akan dibagikan kepada mereka yang berhak menerimanya.
Di sekitar tempat tinggal saya, acara penyembelihan hewan kurban diadakan di sebuah tanah kosong milik seorang warga. Meski sebenarnya agak ngeri dan saya tidak tahan melihat darah saat penyembelihan berlangsung, tetapi untuk bisa menskets dengan baik saya memaksakan diri untuk lebih dekat lagi dengan objek. Ini merupakan saat pertama saya berada di area penyembelihan seperti iyu dengan membawa sketchbook. Cukup berat saat menskets kejadian ini karena waktu penyembelihan sangat singkat, tidak lebih dari dua menit dan hewan kurban segera dibawa ke tempat gantungan untuk dikuliti.

 
Skets beberapa hewan qurban.
Skets ini saya buat sehari sebelum acara penyembelihan. Untuk semua sketsa saya menggunakan Kenko HI-TECH-H #0,28 warna hitam untuk line art dan Cotman Sketcher Box dari Winsor&Newton untuk pewarnannya.

 
 
Proses penyembelihan hewan qurban.
Karena waktu yang sangat singkat, pada tahap awal saya membuat garis besar masing-masing objek secara kasar dan cepat. Kemudian mulai melengkapi dan meyempurnakannya. Saat saya mulai melakukan ini, hewan sudah dibawa ketempat penggantungan untuk dikuliti. Untuk sentuhan akhir saya tambahkan warna pada beberapa bagian yang saya penting.

 

Proses mengkuliti hewan qurban
Proses ini dilakukan oleh dua orang. Setelah pengkulitan selesai, seluruh isi perut dikeluarkan kemudian bagian tubuh hewan dipotong menjadi beberapa bagian.

Sunday, November 29, 2009

SKETS DI KERETA API

Penghujung bulan Oktober 2009 saya dan kakak ke Semarang dengan kereta api Fajar Utama Bisnis. Tidak seperti kereta kelas eksekutif, kereta bisnis mempunyai pemandangan yang lebih menarik untuk diskets. Bermacam pedagang makanan yang hilir mudik mudik menawarkan dagangannya, pengamen, pengasong bahkan pencopet agak bebas naik turun gerbong setiapkali kereta berhenti di stasiun.
Berikut adalah beberapa skets yang saya buat selama perjalanan dari stasiun Senen Jakarta ke stasiun Tawang Semarang.


Skets ini saya lakukan di depan pintu masuk gerbong kereta dengan posisi berdiri saat menskets. Disini gonjangan lebih besar dibanding saat posisi saya duduk di dalam gerbong. Setelah tahu dan saya minta izin untuk diskets, orang yang duduk di depan pintu merasa keberatan dan tidak bersedia untuk diskets tapi saya sudah terlanjur mensketsnya dan hampir selesai. Saya tidak tahu alasannya, kenapa dia tidak mau diskets….


Sepasang penumpang yang terlelap di kursi 14A-14B yang terletak disamping kanan belakang tempat saya duduk. Ada yang lucu saat sy mensket obyek ini, setelah tahu apa yang saya lakukan, penumpang di depannya selalu menutup mukanya dengan kipas, bahkan sampai dia tertidur pun masih dalam posisi kipas menutupi wajahnya. Rupanya dia khawatir kalau dia menjadi obyek skets saya berikutnya. Saya pun beralih ke penumpang di depannya, seorang pria sedang berkipas…



Ini adalah skets kedua anak saya (Alden 9 th dan Lintang 4 th) saat perjalanan pulang dari Semarang ke Jakarta dan merupakan perjalanan pertama mereka menggunakan kereta bisnis. Meski begitu mereka tetap berkesan karena banyak pedagang makanan hilir mudik di gerbong menawarkan berbagai menu makanan dan minuman. Satu pemandangan yang tidak mereka temukan di kereta api kelas eksekutif!


Potret saya saat melakukan skets di depan pintu masuk gerbong kereta.

Sunday, November 22, 2009

KLENTHENG SAM POO KONG, SEMARANG-JAWA TENGAH

Awal November 2009 lalu saya menyempatkan pulang ke kota kelahiran saya, Semarang dan meluangkan waktu untuk menskets Klenteng Gedong Batu atau lebih dikenal Klentheng Sam Poo Kong. Konon pemerintah Cina sendiri menjadikan klentheng Sam Poo Kong ini sebagai tujuan utama kunjungan pariwisata disamping tempat wisata lain di Indonesia.
Bagi saya Klentheng ini sangat familier, disamping letaknya yang memang cukup dekat dengan tempat tinggal saya, klentheng ini juga sebagi tempat bermain saat saya masih kecil. Apalgi saat perayaan Sam Poo Taijin dimana selama satu bulan penuh ada pertunjukan wayang kulit seharian baik siang maupun malam harinya sebelum acara puncak berupa permainan liong dan barongsai yang diarak sepanjang jalan menuju klentheng.
Dulunya, klentheng ini dibangun sebagai penghormatan kepada Laksamana Cheng Ho, seorang pelaut dan duta dari negeri Cina yang singgah di Pulau Jawa sekitar zaman Kerajaan Majapahit (abad 15 M). Peristiwa itu diabadikan pada sebuah relief yang terletak di bagian belakang klentheng induk. Saya sempat membuat foto dokumentasi (sayang saya tidak melakukan skets) sebelum area itu ditutup untuk pengunjung umum dan hanya para umat kong hu chu yang akan melakukan sembahyangan dan orang yang diberi izin khusus diperbolehkan masuk.
Sejak saya kecil, sekitar tahun 1970-an sampai sekarang terjadi perbaikan dan restorasi, tetapi sekitar tahun 2002 secara bertahap terjadi perombakan total terhadap klentheng tersebut. Bangunan lama di rubuhkan dan diganti dengan bangunan baru yang memang jauh lebih megah! Bagi saya pibadi terdapat sesuatu yang hilang setiap kali saya mengunjungi klentheng ini. Sebuah kenangan lama yang indah tak akan tergantikan dengan suasana macam apapun meski suasana itu jauh lebih mewah dan megah!
Saya sempat mengabadikan bangunan lama ini dalam buku skets saya, sekitar akhir th 2001 dan awal 2005. Mungkin skets tersebut akan memberikan gambaran sekilas tentang kondisi klentheng Sam Poo Kong versi lama, meski hanya bagian depan pada sisi utara dan selatan gerbang masuk area klentheng.


Gerbang Selatan Klentheng Sam Poo Kong (sketch on location pada Desember 2001)


Gerbang Utara Klentheng Sam Poo Kong (sketch on location pada Desember 2001)


Patung singa di Gerbang Utara Klentheng Sam Poo Kong (sketch on location pada Desember 2001). Patung singa buatan th 1938 sampai sekarang masih utuh, saat ini diletakkan di depan halaman klenteng dan tidak lagi sebagai patung penjaga pintu gerbang.


Gerbang Utara Klentheng Sam Poo Kong dalam watercolor sketch (sketch on location pada April 2005). Saat saya mensket bangunan ini, pintu gerbang selatan sudah dibongkar. setahun kemudian saat saya dating lagi bangunan ini sudah hilang!

Klentheng Sam Poo Kong Sekarang.



Bangunan utama/induk dengan patung Laksamana Cheng Ho di halaman depan (sketch on location pada Oktober 2008)


Lanskap Klentheng Sam Poo Kong, dari pintu gerbang selatan sampai gerbang utara serta beberapa sketsa detail lampion, tempat sampah dan sepasang patung singa penjaga gerbang versi lama.(sketch on location pada Novenber 2009)


Pintu Gerbang Utara (sketch on location pada Novenber 2009)



Pintu Gerbang Selatan (sketch on location pada Novenber 2009) dengan detail patung singa penjaga gerbang.


Patung Laksamana Cheng Ho dengan delapan patung dewa pelindung lautan yang mengelilinginya. Bagian kiri atas merupakan detail ornamen handel pintu gerbang bagian selatan. (sketch on location pada Novenber 2009)


Potret saya saat melakukan skets lokasi di halaman klentheng dengan pintu gerbang selatan sebagai objeknya.

Monday, November 9, 2009

PERANG PAPAN REKLAME



 


Jumat 23 Oktober 2009 pk. 10.00 WIB saya mengantar istri dan anak bungsu saya ke tempat kelompok belajar dan bermain di Mal Cilandak Jakarta Selatan.


Selama menunggu acara selesai, saya menyempatkan diri untuk menskets tiga papan reklame dari produsen makanan cepat saji yang berada di halaman depan mal.


Ketiga franchise ini seakan bersaing untuk memperebutkan pangsa pasar yang memang sangat potensial. Hampir di setiap mal di kota-kota besar di Indonesia selalu terdapat ketiga franchise ini dan selalu ramai pengunjung!


Friday, October 23, 2009

ALBUM FOTO SAAT SKETS DI KAMPUNG BENDAN

Foto-foto yang diabadikan oleh seorang teman saat saya sedang melakukan sketch on location di stasiun Kampung bendan Jakarta. Terdapat satu pelajaran kecil buat diri saya; apapun yang kita lakukan, hendaknya tetap berpikir akan keselamatan diri. Jangan sampai kita lengah dibuai oleh suatu keasyikan....








STASIUN KAMPUNG BENDAN, MANGGA DUA JKT

Menjelang sore, setelah hampir setengah hari melakukan market survey di ITC Mangga Dua Jakarta Pusat. Saya menyempatkan diri untuk ‘menengok’ lintasan keretapi yang letaknya tidak terlalu jauh dari ITC, tetapi untuk menuju ke tempat tersebut dengan membawa motor cukup sulit apalagi kami tidak mengenal daerahnya. Setelah melalui jalan setapak padat penghuni dan berkali-kali bertanya kepada penduduk, sampailah kami ke tempat tujuan.
Tepat di ujung gang terdapat dua jalur keretapi stasiun Kampung Bendan. Diantara kedua jalur kereta terdapat sebuah bangku kecil yang sepertinya sengaja diletakkan sebagai tempat duduk atau sekedar menikmati suasana. Ini merupakan tempat yg cukup berbahaya bila siang hari saat jam keretapi lewat. Saat saya datang, beberapa anak sedang bermain di bangku tersebut. Melihat hal ini saya putuskan untuk menskets suasana dengan objek utama stasiun yang secara kebetulan sangat pas sudut pandangnya.
Saya sadar bahwa tempat dimana saya duduk cukup berbahaya, terlebih saat keretapi lewat. Situasi ini menjadikan saya kurang nyaman dalam menskets. Saya hanya mampu menyelesaikan garis besarnya saja, sedang finishing-nya saya lakukan setelah tiba di rumah. Bayangkan, kurang dari satu jam terdapat 6 keretapi yang lewat, baik dari arah depan dan belakang saya. Bersyukurlah saya karena kereta tidak lewat secara bersamaan!
Berikut foto-foto dan skets yang saya buat…



Keretapi mulai meninggalkan stasiun Kampung Bendan


AWAS! Kereta semakin dekat...


- Jangan bergeser dari tempat
duduk…


- Tahan nafas… dan berhentilah menskets!


- Wusss…..! Kereta lewat berikut material debu yang ditebarkan!


- Lihat…. Buku sketsa saya basah terkena cipratan air dari AC kereta…

• Stasiun Kampung Bendan, Jakarta


• Deretan rumah penduduk di sekitar rel kereta

• Motor yang membawa saya saat menskets langsung di lokasi.

Sunday, September 27, 2009

VESPA 1963


Vespa seri Congo buatan tahun 1963 (lebih tua umurnya dibanding saya...) ini memiliki banyak cerita tentunya. salah satu yg paling berkesan bagi saya adalah saat menjelang kelahiran anak saya yg kedua, dengan vespa inilah dia diantar, sementara sy menyusul kemudian karena menyelesaikan deadline hehehe... setelah hampir dua jam  saya menunggu persalinan, anak saya lahir... (itu terjadi pd siang hari satu agustus dua ribu lima)

A LOVELY PLACE

Sebuah rumah di kawasan Bintaro yg tenang, jauh dari kebisingan dan hiruk pikuk kota Jakarta sangat cocok sebagai tempat tinggal, terlebih buat yg berkantor di rumah... :) Saya sangat menyukai style arsitekturnya...




selang air ini terletak di halaman depan rumah yg saya skets...

Wednesday, September 9, 2009

0060 DI ATAS SYAJADAH AKU...


Di atas syajadah aku... menskets, maksudnya setelah selesai shalat aku mensket moment yang luar biasa ini...
Terimakasih atas karuniaNya yang telah menjadikan diriku seperti ini...
Syujud syukurku kepadaMu...

Ramadhan tak bertanggal.

0059 NYIBUK

Saatnya breakdown anggaran, awas jangan sampai salah masukin angka...

0058 KUCING LINTANG (katanya…)


Kucing ini cukup cakep untuk ukuran seekor kucing rumahan, sayangnya agak ceriwis!
Bagaimanapun, Lintang malaikat kecilku (4th) menyukainya… Dia mengaku kalau ini kucing miliknya, padahal bukan! Sejak saya punya momongan saya tidak pelihara kucing lagi (padahal dulu saya pecinta berat binatang ini, sebagai teman sekaligus objek untuk diskets). “Empusnya jangan digambar, yah. Nanti bangun…” rengeknya. Terpaksa saya buru-buru menyelesaikan pekerjaan ini, untuklah tinggal menambahkan detailnya.
“Empusnya pergi kemana, Lint?” sesaat kemudian terdengar seorang anak menangis…


 
Lint, kau kejar kupu-kupu, tapi kau dapat kucing!

0057 KULINER

 
 Empal Genthong
Di kompleks pelataran parkir Kampung Kandang JKT Selatan.
Makanan khas Cirebon ini buka hanya siang hari. di tempat yg sama kalau malam ditempati pedagang dengan menu yg lain... (recommended!)

 
Tahu Campur Lamongan
Menu dari Jawa Timur ini berlokasi di ujung Jl Cilandak KKO Jaksel.
Saya mensketnya sekitar jam 22.00 -an sehabis keluyuran dari Sawangan -Bogor.
Petis hitam, sambel dan kuah panasnya maknyuuusss... (recommended!)

0056 BAJAJ DELUXE


Bajaj Deluxe milik seorang teman yg sering saya dibonceng ini buatan India th 1980. Kendaraan ini tergolong vintage dan cukup terbatas, perlu dilestarikan keberadaannya 
Warna originalnya dark blue,tetapi oleh pemiliknya dicat oranye menyerupai warna bajaj sungguhan. Entah apa motivasinya, kemungkinan ada sesuatu yg rebelious sifatnya.
Saya skets saat parkir di tempat kami biasa nongkrong dan ngobrol, tempat yg sangat inspiratif kalo sore cuaca cerah…

0055 THE LONESOME MUSICIAN

 

Saya jumpai saat makan malam di sebuah warung makan di area parkir Cilandak mall Jakarta Selatan. Sudah lama sekali saya tidak menjumpai pengamen siter seperti ini yang memang saya tunggu dan berharap bisa mensketsnya.
Malam itu saya sangat beruntung bisa bertemu dengan Ibu Sawi, nama pemain siter itu yang sudah tinggal di Jakarta sejak th 1972. Dari beliau saya memesan langgam Caping Gunung yg menjadi favorit saya. Dengan jari jemarinya yg lincah beliau memetik siter/kecapi melantunkan langgam yg pernah dipopulerkan Waljinah ini, sementara saya asyik dengan buku sketsa saya.
Terdapat kisah menarik dari perjalanan hidupnya, sebuah kisah yg menjadi gambaran umum nasib para seniman tradisional yang semakin tersingkir oleh derasnya perubahan zaman, pergeseran budaya juga penetrasi budaya asing yang tak bisa dibendung kehadirannya. Sehingga nasibnya terkapar di sudut-sudut peradaban modern. Satu sisi mereka menyuarakan dan melestarikan tradisi sebagai pilihan profesi sekaligus sebagai tempat untuk menggantungkan hidupnya, di sisi lain apresiasi masyarakat mulai berubah dan mulai meninggalkannya. Ironis memang, tetapi demikianlah yang terjadi di negeri tercinta kita ini.
Beberapa lagu melantun yang menurut saya kurang terjiwai, tidak seperti pengamen siter lain yg pernah saya temui. Mungkin sudah capek atau memang beban hidup yg beliau jalani. Dari pengakuannya, bersama kelompoknya dulu sering pagelaran di TMII dan beberapa tanggapan lainnya. Meski kurang memadai dari segi finansial tetapi masih ada ruang untuk berekspresi sehingga beban hidup yg berat terasa sedikit lebih ringan. Waktu berlalu, pagelaran sudah ditiadakan dan tanggapan mulai digantikan dg jenis kesenian lain yg mulai tumbuh, tempat latihan digusur dan bubar, pelatih sekaligus gurunya meninggal dunia, juga suaminya yang dulu sempat keliling bersama dari warung ke warung melantunkan langgam yang menggambarkan suatu negri yang gemah ripah loh jinawi. Sekarang beliau berkeliling sendiri dengan hati yang suwung yang tidak ditampakkan tetapi nada-nada siternya menyiratkan banyak cerita akan beban hidupnya.
The lonesome musician… the new hope will follow everywhere you go!
Moleskine sketchbook dengan Kenko Hi-TECH #0.28

Monday, September 7, 2009

0055 SKETCHING ON THE RIDE

Pagi hari, kami mengejar waktu untuk sebuah acara meeting di daerah Pejompongan. Untuk menyingkat waktu kami berdua menggunakan sepeda motor, saya yang mbonceng :) Lalu lintas cukup padat, mulai Jl TB Simatupang sampai Metro Pondok Indah setelahnya cukup lancar. Kecepatan sekitar 60 km/jam. Entah ide apa yg melintas di benak saya, saya ingin mendapatkan suatu sensasi melalui quick sketch saat melaju di atas kendaraan!
Begini jadinya... semua goresan dihasilkan selama perjalanan dari Pondok Indah sampai Kebayoran Lama, selama kurang dari 5 menit. Sementara coloring-nya saya menggunakan Photoshop...