Sunday, January 3, 2010

SKETS SAAT DI SEMARANG

Awal Desember 2009 saya berkesempatan untuk pulang kampung, Semarang untuk sebuah acara keluarga. Sebenarnya banyak objek menarik untuk diskets tetapi saya tidak punya waktu yang cukup untuk itu. Beberapa skets saya buat saat dalam perjalanan untuk sebuah tujuan.
Berikut hasilnya...


Di Stasiun Pasar Senen
Pedagang dan penumpang yang menunggu kedatangan kereta berbaur di sekitar stasiun Senen Jakarta.
Saya berhasil menyelesaikan skets ini saat kereta sudah siap berangkat ke Semarang, mungkin saya penumpang terakhir yang naik ke gerbong...



Auditorium UNNES
Dahulu bangunan ini bernama Auditorium IKIP (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan). Saat saya masih kuliah, bangunan ini terkesan megah dan menjadi salah satu ikon bangunan milik IKIP. Sekarang kondisinya cukup memperihatinkan, terkesan tidak terawat. Mungkin karena seluruh aktivitas perkuliahan sekarang berpindah ke lokasi yang lebih representatif di daerah Sekaran. Tetapi saat saya mensketnya sepertinya bangunan ini sedang direnovasi, hal ini terlihat dari tumpukan material yang terserak di halaman auditorium.


Gedung PTP
Gedung ini berlokasi di kawasan kota tua Semarang, tepatnya di jalan Empu Tantular atau di samping sungai Berok. Salah satu bangunan yang cukup artistik dan favorite saya selain Lawang Sewu, gereja Blendhuk dan Gereja Gedangan. Tetapi sayang, nasibnya tidak jauh seperti bangunan lainnya di kompleks ini, tidak terawat, lapuk, nyaris hancur dibanyak bagian bahkan menara di sayap kiri sudah tigaperempatnya runtuh karena lapuk dan mengguritanya akar benalu yang tumbuh subur.
'Hebatnya' bangunan ini masih difungsikan sebagai kantor dengan beberapa karyawan yang masih aktif!





Dua Profesi
Gambar yang paling atas adri dua halaman ini adalah seorang pedagang durian yang saya temui di pertigaan Jl. Veteran samping RS Kariyadi Semarang. Sementara yang lain menggambarkan aktivitas seorang tukang pijat keliling yang saya temui di depan sebuah kios pinggir jalan keluar terminal angkot Pasar Johar (seberang gedung PTP) yang cukup kumuh.


Penumpang KA Senja Utama
Perjalanan balik ke Jakarta....
Seorang penumpang dan anaknya sedang terlelap di kursinya. Kenyamanan tidurnya berakhir sampai di stasiun Pekalongan. Ia harus berpindah tempat karena tempat duduk yang dia guanakan milik penumpang lain... Terpaksa dia tidur di lantai beralaskan kertas koran!


 



SEPUTAR TAMAN MENTENG


Menjelang sore pada tgl 29 Desember 2009 beberapa anggota komunitas Indonesia’s Sketchers (IS) mengadakan skets bersama di Taman Menteng Jakarta untuk sebuah peliputan sebuah media cetak nasional di Jakarta. Acara mendadak ini terhitung sukses untuk ukuran jumlah anggota yang datang, mengingat skets bersama ini dilakukan pada jam kerja...
Beberapa skets telah saya buat di sekitar taman ini. 



Obama di Taman Menteng
Sebuah patung kecil yang mengundang kontroversi, menggambarkan masa kecil Barrack Obama. Bagi saya pribadi keberadaan patung ini terasa aneh dan lucu. Pertanyaan yg senantiasa mengiang dibenak saya adalah seputar konsep penciptaan dan keberadaan patung ini, pertama adalah mengapa harus di Taman Menteng yg merupakan public area? Mengingat sang tokoh tidak memiliki kontribusi apapun terhadap negeri ini. Mungkin akan lebih masuk akal bila patung ini diletakkan di SD menteng yang punya nilai historis dimana saat kecil Obama pernah belajar disana. Kedua; mengapa harus Obama yang dijadikan sumber inspirasi untuk anak-anak Indonesia? Apakah para pahlawan dan tokoh besar yang pernah dimiliki bangsa ini sudah tidak layak lagi menjadi sumber inspirasi baik semangat, impian dan suritauladan yang mereka miliki?
Lepas dari kontroversi dan kemungkinan kepentingan politis, sepertinya patung ini tetap menjadi daya tarik pengunjung di Taman Menteng meskipun sekedar berfoto bersama ‘Obama Kecil’ ini...



Sepeda Penjaja Minuman Keliling
Sepeda ini saya jumpai sedang parkir di halte Taman Menteng. Saya mensketsnya setelah acara skets bersama IS selesai. Ini merupakan sepeda pertama yang parkir didekat saya. Saat saya mensketsnya, beberapa saat kemudian datang empat sepeda sejenis yang ikutan parkir untuk berteduh dari gerimis.  Sambil menskets saya berkesempatan ngobrol dengan pemilik sepeda ini dan keempat temannya yang sama-sama pedagang minuman keliling itu berasal dari Pamekasan, sebuah kota kabupaten di Pulau Madura...
Menurut pengakuan Agus Salam - nama pemilik sepeda itu - penghasilan kotor yang dia dapatkan perharinya rata-rata Rp. 120.000, mulai keliling sekitar jam 15.00 sampai 03.00 wib. Khusus hari Sabtu atau malam hari libur lain bisa mendapatkan penghasilan lebih...
Satu cangkir plastik kecil seharga Rp. 3000 untuk jenis miniman dingin dan panas!

  
  
Tuna Wisma
Seorang tuna wisma #1 ini saya temui di depan Bank Victoria di Jalan Raya Menteng. Saya mensketsnya sekitar 5 m dari tempat dia duduk dan saya lakukan secara diam-diam karena wajah saya sebagian tertutup dedaunan sebuah pohon peneduh yang berada di depan bangunan. Meski sudah agak gelap, sekitar pk 18-an tetapi lampu yang menerangi objek cukup terang, sehingga ekspresi wajah si tuna wisma cukup terlihat jelas. Beberapa detik setelah sy menyelesaikan skets ini, ia kabur berikut tas kresek hitamnya yang berukuran besar...
Tuna wisma #2 saya jumpai di depan etalase Batik Departement Store yang cukup gemerlap. Posenya lebih statis dibanding tuna wisma pertama yang saya skets sebelumnya dan tidak peduli dengan orang disekitanya, sehingga saya putuskan untuk mensketsnya dari jarak yang cukup dekat. Dan ia pun tidak merubah pose duduknya...