Sunday, November 29, 2009

SKETS DI KERETA API

Penghujung bulan Oktober 2009 saya dan kakak ke Semarang dengan kereta api Fajar Utama Bisnis. Tidak seperti kereta kelas eksekutif, kereta bisnis mempunyai pemandangan yang lebih menarik untuk diskets. Bermacam pedagang makanan yang hilir mudik mudik menawarkan dagangannya, pengamen, pengasong bahkan pencopet agak bebas naik turun gerbong setiapkali kereta berhenti di stasiun.
Berikut adalah beberapa skets yang saya buat selama perjalanan dari stasiun Senen Jakarta ke stasiun Tawang Semarang.


Skets ini saya lakukan di depan pintu masuk gerbong kereta dengan posisi berdiri saat menskets. Disini gonjangan lebih besar dibanding saat posisi saya duduk di dalam gerbong. Setelah tahu dan saya minta izin untuk diskets, orang yang duduk di depan pintu merasa keberatan dan tidak bersedia untuk diskets tapi saya sudah terlanjur mensketsnya dan hampir selesai. Saya tidak tahu alasannya, kenapa dia tidak mau diskets….


Sepasang penumpang yang terlelap di kursi 14A-14B yang terletak disamping kanan belakang tempat saya duduk. Ada yang lucu saat sy mensket obyek ini, setelah tahu apa yang saya lakukan, penumpang di depannya selalu menutup mukanya dengan kipas, bahkan sampai dia tertidur pun masih dalam posisi kipas menutupi wajahnya. Rupanya dia khawatir kalau dia menjadi obyek skets saya berikutnya. Saya pun beralih ke penumpang di depannya, seorang pria sedang berkipas…



Ini adalah skets kedua anak saya (Alden 9 th dan Lintang 4 th) saat perjalanan pulang dari Semarang ke Jakarta dan merupakan perjalanan pertama mereka menggunakan kereta bisnis. Meski begitu mereka tetap berkesan karena banyak pedagang makanan hilir mudik di gerbong menawarkan berbagai menu makanan dan minuman. Satu pemandangan yang tidak mereka temukan di kereta api kelas eksekutif!


Potret saya saat melakukan skets di depan pintu masuk gerbong kereta.

Sunday, November 22, 2009

KLENTHENG SAM POO KONG, SEMARANG-JAWA TENGAH

Awal November 2009 lalu saya menyempatkan pulang ke kota kelahiran saya, Semarang dan meluangkan waktu untuk menskets Klenteng Gedong Batu atau lebih dikenal Klentheng Sam Poo Kong. Konon pemerintah Cina sendiri menjadikan klentheng Sam Poo Kong ini sebagai tujuan utama kunjungan pariwisata disamping tempat wisata lain di Indonesia.
Bagi saya Klentheng ini sangat familier, disamping letaknya yang memang cukup dekat dengan tempat tinggal saya, klentheng ini juga sebagi tempat bermain saat saya masih kecil. Apalgi saat perayaan Sam Poo Taijin dimana selama satu bulan penuh ada pertunjukan wayang kulit seharian baik siang maupun malam harinya sebelum acara puncak berupa permainan liong dan barongsai yang diarak sepanjang jalan menuju klentheng.
Dulunya, klentheng ini dibangun sebagai penghormatan kepada Laksamana Cheng Ho, seorang pelaut dan duta dari negeri Cina yang singgah di Pulau Jawa sekitar zaman Kerajaan Majapahit (abad 15 M). Peristiwa itu diabadikan pada sebuah relief yang terletak di bagian belakang klentheng induk. Saya sempat membuat foto dokumentasi (sayang saya tidak melakukan skets) sebelum area itu ditutup untuk pengunjung umum dan hanya para umat kong hu chu yang akan melakukan sembahyangan dan orang yang diberi izin khusus diperbolehkan masuk.
Sejak saya kecil, sekitar tahun 1970-an sampai sekarang terjadi perbaikan dan restorasi, tetapi sekitar tahun 2002 secara bertahap terjadi perombakan total terhadap klentheng tersebut. Bangunan lama di rubuhkan dan diganti dengan bangunan baru yang memang jauh lebih megah! Bagi saya pibadi terdapat sesuatu yang hilang setiap kali saya mengunjungi klentheng ini. Sebuah kenangan lama yang indah tak akan tergantikan dengan suasana macam apapun meski suasana itu jauh lebih mewah dan megah!
Saya sempat mengabadikan bangunan lama ini dalam buku skets saya, sekitar akhir th 2001 dan awal 2005. Mungkin skets tersebut akan memberikan gambaran sekilas tentang kondisi klentheng Sam Poo Kong versi lama, meski hanya bagian depan pada sisi utara dan selatan gerbang masuk area klentheng.


Gerbang Selatan Klentheng Sam Poo Kong (sketch on location pada Desember 2001)


Gerbang Utara Klentheng Sam Poo Kong (sketch on location pada Desember 2001)


Patung singa di Gerbang Utara Klentheng Sam Poo Kong (sketch on location pada Desember 2001). Patung singa buatan th 1938 sampai sekarang masih utuh, saat ini diletakkan di depan halaman klenteng dan tidak lagi sebagai patung penjaga pintu gerbang.


Gerbang Utara Klentheng Sam Poo Kong dalam watercolor sketch (sketch on location pada April 2005). Saat saya mensket bangunan ini, pintu gerbang selatan sudah dibongkar. setahun kemudian saat saya dating lagi bangunan ini sudah hilang!

Klentheng Sam Poo Kong Sekarang.



Bangunan utama/induk dengan patung Laksamana Cheng Ho di halaman depan (sketch on location pada Oktober 2008)


Lanskap Klentheng Sam Poo Kong, dari pintu gerbang selatan sampai gerbang utara serta beberapa sketsa detail lampion, tempat sampah dan sepasang patung singa penjaga gerbang versi lama.(sketch on location pada Novenber 2009)


Pintu Gerbang Utara (sketch on location pada Novenber 2009)



Pintu Gerbang Selatan (sketch on location pada Novenber 2009) dengan detail patung singa penjaga gerbang.


Patung Laksamana Cheng Ho dengan delapan patung dewa pelindung lautan yang mengelilinginya. Bagian kiri atas merupakan detail ornamen handel pintu gerbang bagian selatan. (sketch on location pada Novenber 2009)


Potret saya saat melakukan skets lokasi di halaman klentheng dengan pintu gerbang selatan sebagai objeknya.

Monday, November 9, 2009

PERANG PAPAN REKLAME



 


Jumat 23 Oktober 2009 pk. 10.00 WIB saya mengantar istri dan anak bungsu saya ke tempat kelompok belajar dan bermain di Mal Cilandak Jakarta Selatan.


Selama menunggu acara selesai, saya menyempatkan diri untuk menskets tiga papan reklame dari produsen makanan cepat saji yang berada di halaman depan mal.


Ketiga franchise ini seakan bersaing untuk memperebutkan pangsa pasar yang memang sangat potensial. Hampir di setiap mal di kota-kota besar di Indonesia selalu terdapat ketiga franchise ini dan selalu ramai pengunjung!